Kamis, 27 Januari 2011

Besi Berani


Dengan alasan praktis, hemat, dan getol berasing ria, kita berhasil menindas kata besi berani, kereta angin, atau mawar menjadi magnet, sepeda, atau ros. Ilmu hayat pun menjadi biologi dan ilmu bumi menjadi geografi. Anak-anak sekarang barangkali tak lagi pernah mendengar tentang seni suara atau tata buku, padahal sebutan mata pelajaran itu pernah ada. Anak-anak kini belajar musikologi dan akunting, istilah untuk pelajaran yang sama tetapi dianggap lebih keren.
Keputusan sudah diambil dengan kesiapan menghadapi semua akibatnya. Menjadi bahasa modern yang tidak kampungan lebih penting daripada ketinggalan selamanya. Kata suhu yang lebih ringkas jarang digubris karena kita pikir lebih baik menggunakan kata temperatur yang lebih dikenal secara internasional dan dalam rumus ilmiah disingkat dengan huruf T. Rasanya tak ada faedahnya pula menerjemahkan frequency menjadi kekerapan sebab tak pernah dipakai.
Syukurlah istilah darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes), atau datang bulan (menstruasi, haid) masih cukup sering dipakai meski telah terdesak. Untung pula tak ada istilah bahasa Inggris yang pas memadani kata kopi-susu. Milk-coffee bukan istilah yang lazim. Beberapa kata Indonesia sangat berkarakter dan unik sehingga sayang apabila dieliminasi. Contoh: burung hantu, wayang orang, atau pencuci mulut (dessert).
Mengganti mesin uap dengan sebutan boiler kiranya boleh-boleh saja asal kita juga mau belajar bahwa istilah itu berasal dari kata to boil yang berarti ’mendidihkan’.
Bahasa Indonesia sesungguhnya tidak neko-neko. Banyak pengertian dibangun dengan cuma merangkai-rangkaikan kata. Hasilnya mungkin sebentuk kata yang lebih panjang atau terdiri atas beberapa patah kata namun artinya jadi amat jelas. Dengan kata mesin dan juru, umpamanya, kita dapat membentuk banyak pemahaman baru, seperti mesin cetak untuk printer, mesin cacah untuk chopper, mesin iris untuk slicer, juru jual untuk salesman, juru tagih untuk collector, dan juru tembak untuk sniper.
Kata-kata berbentuk pendek sebetulnya tak terlalu penting untuk diprioritaskan. Rumah susun lebih afdol daripada apartemen yang dipadaninya, namun sekarang orang kembali menggandrungi kata apartemen sejak pemerintah ikut membangun apartemen murah yang disebut rumah susun, rumah susun sewa, dan rumah susun hak milik (rusunami). Pengembang besar merasa terbanting jika menamai proyeknya rumah susun.
Sebenarnya, bila hendak menjadi bahasa internasional, satu hal hakiki yang perlu kita pikirkan pada bahasa Indonesia adalah penulisan tanda baca titik (”.”) dan koma (”,”) untuk perhitungan yang selama ini berfungsi terbalik dengan pemahaman dalam bahasa lain, misalnya bahasa Inggris. Pada kita titik penanda ribuan, pada bahasa Inggris koma. Sebaliknya, kita memakai tanda koma menandai pecahan, sedangkan bahasa Inggris memakai tanda titik. Mereka yang tak menyadari masalah ini bisa terkecoh dalam berhitung.
Dalam soal ini mungkin kita terpaksa mengalah mengikuti aturan dalam bahasa Inggris sebab hampir semua mesin hitung, termasuk kalkulator buatan Shanghai dan program komputer Excel, bekerja berdasarkan pemahaman titik dan koma sesuai dengan aturan dalam bahasa Inggris. Angka 10.000,00 tak dapat dibaca sebagai sebuah jumlah, kecuali ditulis 10,000.00. Tentu saja ini masalah serius yang entah kenapa tak pernah dibahas sampai tuntas.
Lie Charlie Sarjana Tata Bahasa Indonesia, Tinggal di Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar